Mengintegrasikan Active Directory dengan Perangkat Linux

Dalam menjalankan protokol autentikasi untuk mesin Windows, Active Directory (AD) memanfaatkan Lightweight Directory Access Protocol (LDAP), tapi sebagian besar menggunakan Kerberos. Inilah yang kemudian menyebabkan AD kesulitan berintegrasi dengan perangkat Linux.

Apabila bisnis Anda menggunakan sistem Windows, AD dapat menjalankan tiga fungsi utama kontrol akses: autentikasi, otorisasi, dan manajemen. Namun, saat Anda menggunakan sistem di luar Windows, seperti Linux, maka AD tidak akan berjalan optimal.

Meski begitu, Anda tidak perlu mengganti AD untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Melakukan modernisasi AD bisa menjadi solusi efisien bagi Anda pengguna sistem Linux.

Bagaimana bisnis mengelola direktori saat Active Directory tidak berjalan optimal?

Sebenarnya, ada beberapa cara untuk mengintegrasikan AD dengan perangkat Linux. Cara termudah adalah dengan LDAP melalui modul PAM yang ada di Linux. Anda juga bisa menggunakan Kerberos. Namun, keduanya butuh proses panjang dan dapat menambah masalah keamanan. Berikut adalah beberapa opsi lain yang tersedia:

  • Open-source

Metode lain yang dapat Anda coba adalah Samba dan Winbind. Pendekatan Samba bergantung pada VPN, yang dapat memperlebar celah serangan dan merupakan titik masuk ke dalam jaringan Anda. Sementara Winbind digunakan untuk menyelesaikan informasi pengguna dan grup dari Windows Server. PAM akan menyediakan layanan autentikasi.

Baca juga: Memahami Jaringan Dasar Google Kubernetes Engine

  • Azure Active Directory dan Intune

Microsoft baru-baru ini menambahkan dukungan untuk Linux ke layanan manajemen endpoint Intune. Menggunakan Intune akan mewajibkan Anda mengonfigurasi infrastruktur server hibrid yang menyinkronkan AD dengan Entra ID (sebelumnya Azure AD, atau AAD). Ini mungkin mengharuskan Anda untuk menggunakan rangkaian tool Microsoft yang terintegrasi secara vertikal.

Penyiapan Intune bisa jadi rumit dan dukungan Microsoft untuk Linux saat ini masih terbatas. Pendekatan ini hanya menyediakan Microsoft Edge sebagai satu-satunya pilihan untuk mengakses sumber daya Anda.

Pendekatan terbaik untuk modernisasi AD dengan sistem Linux

JumpCloud merupakan platform open directory yang menyatukan identitas, akses, dan kapabilitas manajemen perangkat, terlepas dari metode autentikasi atau ekosistem perangkat yang mendasarinya. Platform ini menghadirkan pendekatan alternatif untuk menghubungkan perangkat Android, Linux, atau Mac ke AD yang memiliki manajemen endpoint terpadu. Platform direktori cloud ini bertindak sebagai “ekstensi” ke AD. Ekstensi ini dapat mengautentikasi, mengotorisasi, dan mengelola semua perangkat Android, Linux, Mac, dan Windows.

Baca juga: Umumkan Partnership dengan JumpCloud, EIKON Technology Tingkatkan Efisiensi 

Cara kerja integrasi dan modernisasi AD

Photo Credit: JumpCloud

Perangkat Linux terhubung ke JumpCloud melalui mekanisme autentikasi aslinya (dan melalui agen atau manajemen perangkat seluler). Selanjutnya, pengguna ditambahkan ke penyedia identitas virtual JumpCloud baik melalui Active Directory Integration atau secara manual.

Jika AD terhubung melalui fitur JumpCloud AD Integration, maka setiap pembaruan di AD secara otomatis direplikasi ke JumpCloud dan juga ke semua perangkat Linux di direktori tersebut.

Perangkat Linux dapat dengan mudah dihubungkan ke Microsoft AD melalui layanan direktori yang di-host oleh JumpCloud. Ini akan menghilangkan kerumitan yang terkait dengan manajemen manual atau solusi penyelesaian masalah dengan Chef atau Puppet.

Kepatuhan dan keamanan

JumpCloud menyediakan kumpulan kebijakan bawaan untuk Linux. Kebijakan ini membantu Anda untuk mengelola dan mengamankan endpoint Linux dengan efisien dan aman secara keseluruhan. Kebijakan tambahan JumpCloud meliputi:

  • Periksa opsi partisi dan pemasangan: Direktori yang digunakan untuk fungsi seluruh sistem dapat dilindungi lebih lanjut dengan menempatkannya pada partisi terpisah.
  • Periksa enkripsi disk: Kebijakan ini akan memeriksa mesin Linux untuk enkripsi disk penuh atau direktori lokal dan melaporkan statusnya.
  • Nonaktifkan penyimpanan USB: Kebijakan ini mencegah perangkat penyimpanan massal USB, seperti flash drive dan USB hard drive digunakan pada sistem.
  • Kebijakan penguncian layar: Screen saver pengguna akan terkunci selama beberapa waktu.
  • Kepemilikan dan izin file: Mengamankan file sistem Linux.
  • Parameter jaringan: Meningkatkan keamanan jaringan sistem dengan mengatur parameter kernel untuk penerusan IP, perutean package, permintaan Internet Control Message Protocol (ICMP), pemfilteran jalur, dan cookie Transmission Control Protocol Sync (TCP SYN).
  • Nonaktifkan sistem file yang tidak digunakan: Mencegah pengguna yang tidak berwenang memasukkan data ke dalam atau mengekstrak data dari sistem.

Baca juga: Menerapkan Keamanan Chrome pada Google Cloud dan Workspace

Platform open directory JumpCloud juga merupakan pilihan direktori yang tepat bagi perusahaan yang tidak menggunakan AD, tetapi ingin mengelola perangkat Linux mereka dengan cara serupa. Pemanfaatan JumpCloud akan mengurangi biaya administratif, sekaligus meningkatkan pengalaman end-user. Tertarik untuk mencoba? EIKON Technology menyediakan free trial JumpCloud cukup dengan melakukan pendaftaran di sini

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments