Kecerdasan Buatan (AI) kini telah menjadi bagian inti dari strategi TI. Sebagian besar perusahaan kini telah menggunakan AI. Pergeseran ini membentuk kembali cara tim TI mengelola infrastruktur, mengamankan identitas, dan melindungi data.
Namun, adopsi yang cepat membawa risiko baru. Sistem AI tidak beroperasi secara terisolasi. Teknologi ini terhubung ke infrastruktur penting, memproses data sensitif, dan terkadang membuat keputusan sendiri. Tanpa pengawasan, mereka dapat menciptakan celah keamanan dan masalah kepatuhan (compliance). Keputusan yang diambil saat ini akan menentukan apakah AI menjadi keuntungan kompetitif atau liabilitas bagi organisasi. Kabar baiknya, dengan kebijakan tata kelola (governance) yang jelas, adopsi AI dapat dipimpin dengan percaya diri, aman, dan dalam skala besar.
Pentingnya tata kelola AI

Photo Credit: Pexels
Banyak yang khawatir adopsi AI akan menjadi tidak terkontrol. Tata kelola yang baik adalah cara untuk mencegah risiko tersebut. Kebijakan yang jelas merinci di mana AI dapat digunakan, siapa yang perlu menyetujui alat baru, dan bagaimana penggunaannya akan dilacak.
Ini membantu mencegah “AI Bayangan” (shadow AI), di mana tim secara mandiri menggunakan alat tanpa pengawasan, yang berpotensi membuka pintu bagi masalah keamanan. Hal ini berarti lebih sedikit kejutan, perlindungan yang lebih baik untuk sistem penting, dan jalur yang lebih mudah untuk menjaga AI selaras dengan tujuan bisnis.
Baca juga: Memanfaatkan ADI untuk Integrasi JumpCloud ke Active Directory
Dua pilar kebijakan tata kelola AI esensial
Membangun tata kelola AI dimulai dengan mendefinisikan aturan keterlibatan. Dua pilar kebijakan yang paling penting adalah terkait identitas dan integrasi.
- Manajemen Identitas dan Akses (IAM): Alat AI membutuhkan akun, izin, dan kredensial, sama seperti pengguna manusia. Kebijakan IAM yang kuat harus membatasi izin untuk bot dan akun layanan hanya pada apa yang mereka butuhkan, mengharuskan rotasi reguler kunci API, dan meninjau aktivitas mesin ke mesin.
- Tinjauan dan persetujuan integrasi: Setiap integrasi AI harus melalui proses peninjauan formal. Kebijakan harus menentukan siapa yang menandatangani integrasi baru (biasanya keamanan TI), pemeriksaan wajib seperti pemindaian keamanan dan tinjauan aliran data, serta pemantauan pasca-persetujuan. Ini mencegah penerapan AI yang ad hoc.
Baca juga: Menyeimbangkan Produktivitas dan Keamanan Data
Mengamankan masa depan dengan kontrol yang jelas

Photo Credit: Pexels
AI kini merupakan bagian inti dari operasi TI. Pertanyaannya bukan apakah perusahaan akan menggunakan AI, tetapi bagaimana melakukannya dengan aman, terukur, dan selaras dengan tujuan bisnis. Menetapkan kebijakan tata kelola yang jelas sekarang adalah cara terbaik untuk tetap unggul. Ambil tindakan lebih awal agar dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk memperbaiki masalah keamanan atau kepatuhan di kemudian hari.
Baca juga: Mengenal Apa Itu System Management JumpCloud
Untuk memastikan Anda memiliki fondasi keamanan IAM dan MFA yang kuat, pertimbangkan solusi manajemen identitas cloud yang komprehensif seperti JumpCloud. Dapatkan lisensi JumpCloud yang aman dan fleksibel melalui EIKON Technology, mitra terpercaya yang membantu Anda mengelola akses dan mencegah risiko keamanan AI yang tidak terduga. Daftar sekarang juga di sini, gratis!


