Pernah menemukan SDM atau talent yang sebenarnya memiliki potensi tapi performanya kurang maksimal? Atau mungkin Anda memiliki karyawan yang kurang bisa berbaur dengan rekan kerjanya? Penyebabnya bisa jadi datang dari mereka, namun tidak ada salahnya juga jika Anda mulai mengevaluasi lingkungan kerja perusahaan.
Bisa jadi, bukan mereka yang bermasalah, tapi justru lingkungan perusahaanlah yang kurang inklusif terhadap karyawan. Menciptakan ruang kerja yang inklusif memang bukan perkara mudah. Sebab, perusahaan terdiri dari banyak orang dengan background dan cara pandang yang berbeda-beda. Meski begitu, bukan berarti Anda tidak bisa menciptakan lingkungan kerja yang inklusif di perusahaan.
Dengan majunya perkembangan zaman, Anda bisa memanfaatkan teknologi sebagai solusi atas permasalahan apa pun, termasuk dalam hal membangun lingkungan kerja yang inklusif. Microsoft mencoba menawarkan solusi dengan meluncurkan Growth and Resilience in Tech toolkit melalui platform Learn. Seperti apa fungsinya?
Mengenal Microsoft Learn
Photo Credit: Rawpixel
Sebelum membahas tentang Growth and Resilience toolkit, mari membahas seputar Microsoft Learn. Platform belajar dari Microsoft ini menawarkan beragam jenis pelatihan, terutama yang berhubungan dengan dunia digital.Istimewanya, platform ini telah terintegrasi dengan LinkedIn, sehingga user Learn bisa langsung mulai mencari kerja setelah menyelesaikan pelatihan.
Selain itu, user juga bisa memilih jenis pelatihan sesuai kebutuhan. Sebagai user, Anda bisa memilih jenis latihan, menerima rekomendasi materi, hingga membuat koleksi modul belajar. Hingga sekarang, Learn memiliki lebih dari 1.000 modul belajar yang disertai dengan video, laboratorium praktek, serta artikel pendukung,
Learn dirancang layaknya sebuah “game” besar. Anda bisa mengumpulkan poin untuk kemudian ditukarkan dengan program pelatihan atau modul belajar. Bagaimana cara mendapatkan poin? Poin bisa didapatkan melalui beragam aktivitas yang Anda lakukan di Microsoft Learn, termasuk belajar dan mengunduh modul.
Growth and Resilience in Tech toolkit
Photo Credit: Rawpixel
Sekarang mari membahas seputar Growth and Resilience in Tech toolkit. Toolkit yang satu ini ditujukan untuk kalangan pemula (beginner) atau pelajar. Namun jika Anda berada di level manajerial dan ingin mendapat insight terkait generasi muda sebagai SDM baru perusahaan, toolkit ini pun layak untuk dicoba.
Growth and Resilience in Tech toolkit sendiri dirancang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif di masa mendatang. Bagi para pelajar yang nanti akan terjun ke dunia kerja, toolkit ini bisa dipakai sebagai persiapan. Sedangkan bagi Anda yang datang dari sisi pemberi kerja, toolkit ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan lingkungan kerja baru.
Untuk mengikuti learning path ini, Microsoft tidak menerapkan persyaratan apa pun. Pastikan Anda memiliki poin yang cukup untuk ditukarkan dengan kelas (9.500 XP). Kelas bisa disimpan dan dimulai menyesuaikan kesibukan Anda.
Prinsip yang diterapkan
Mengapa harus memilih Growth and Resilience in Tech toolkit? Modul belajar dalam learning path ini tidak disusun asal-asalan, Microsoft bahkan melakukan riset terlebih dulu agar materi di dalamnya relevan untuk dunia kerja sekarang dan masa yang akan datang. Ada tiga prinsip yang diterapkan dalam Growth and Resilience in Tech toolkit:
- Mengenali ketidaknyamanan
Teknologi sangat dinamis. Tiap detik selalu ada perubahan baru dalam dunia teknologi. Mau tidak mau, Anda terus didorong untuk mempelajari hal baru dan keluar dari zona nyaman. Berawal dari situasi seperti inilah kemudian Growth and Resilience in Tech dibuat, agar Anda bisa cepat beradaptasi terhadap rasa tidak nyaman saat keluar dari zona nyaman.
- Strategi solusi
Pernah mengalami masalah yang seolah tidak ada ujungnya? Tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyelesaikannya? Untuk mengatasi situasi semacam ini, Anda perlu meningkatkan kemampuan problem solving untuk merencanakan, menguji, mengevaluasi, dan memperbaiki pekerjaan, baik dalam kelompok maupun individu. Anda bisa belajar lebih dalam mengenai strategi tersebut dalam toolkit ini.
- Pivot and persist
Belajar tentang cara bereaksi terhadap masalah dan pulih dari keterpurukan adalah kemampuan penting untuk diasah, terutama di dunia kerja. Sebab, tidak semua hal bisa Anda kendalikan. Prinsip ini pun telah diterapkan dalan learning path Growth and Resilience. Anda cukup mendaftar pada kelas yang disediakan.
Modul yang ditawarkan
Photo Credit: Rawpixel
Growth and Resilience in Tech menawarkan materi yang cukup kompleks perihal perkembangan dan resiliensi di dunia digital. Total ada 9 modul yang bisa dipelajari dalam Growth and Resilience in Tech yaitu:
- Cara mengembangkan mindset untuk terus berkembang.
- Meningkatkan efikasi diri (kepercayaan diri atas kemampuan dalam mengerjakan tugas).
- Menumbuhkan budaya saling memiliki.
- Melatih kecerdasan emosional.
- Memberi dan menerima umpan balik yang efektif.
- Menumbuhkan fleksibilitas kognitif.
- Memanfaatkan pengaturan diri untuk bekerja dengan taktis
- Berkomunikasi dengan orang lain secara strategis melalui mirroring dan coaching.
- Bekerja dengan orang lain dengan menerapkan active listening.
Untuk mempelajari materi seputar Growth and Resilience in Tech toolkit ini, Anda bisa langsung mengakses Microsoft Learn. Meski Microsoft tidak menetapkan persyaratan apa pun untuk mengikuti kelas, namun pembelajaran akan lebih optimal jika Anda menggunakan sistem operasi Windows.
Sebagai official partner Microsoft, EIKON Technology menyediakan berbagai produk serta solusi rilisan Microsoft seperti Microsoft 365 for Business dan juga Microsoft Azure. Semua bisa Anda dapatkan secara legal dan aman melalui EIKON Technology. Klik di sini untuk terhubung langsung dengan tim EIKON Technology.