Berkenalan dengan 5 Calon Font Default Baru Microsoft

 

Sejak 2007, Microsoft menggunakan Calibri sebagai font default untuk menggantikan Times New Roman di seluruh aplikasi Microsoft Office. Setelah lebih dari satu dekade, kini saatnya Microsoft berkembang dengan ditemani font default yang baru.

Setidaknya ada lima tipe font yang menjadi kandidat font default Microsoft. Masing-masing calon font Microsoft ini dirancang oleh orang yang berbeda. Namun, walaupun Calibri akan segera “turun jabatan”, Anda masih bisa menemukannya pada menu font di Microsoft Office.

Mari berkenalan dengan kelima font baru berikut ini!

Skeena – John Hudson & Paul Hanslow

Photo Credit: Microsoft

Bagi yang selama ini gemar menggunakan Sans Serif sebagai font Microsoft, kemungkinan besar Anda tidak akan terlalu asing dengan calon default font baru ini. Skeena dirancang berdasarkan bentuk tipografi dari Serif tradisional.

Namun, goresan-goresannya mengalami modifikasi sehingga kontras antara tebal dan tipisnya jadi semakin terlihat. Bisa dikatakan bahwa Skeena merupakan versi modern dan lebih dramatis dari Sans Serif. Font Skeena sangat cocok digunakan untuk teks utama pada dokumen-dokumen panjang, konten presentasi, brosur, hingga laporan.

Grandview – Aaron Bell

Photo Credit: Microsoft

Grandview merupakan font tipe Sans Serif yang diadaptasi dari rambu jalan dan kereta api di Jerman. Artinya, sejak awal tipe font tersebut memang telah dirancang agar bisa dibaca dengan jelas dari jarak jauh dan dalam kondisi kurang kondusif sekali pun.

Itulah kenapa ketika sang perancang, Aaron Bell, diminta untuk menciptakan font Microsoft untuk penggunaan body text, tapi tetap mempertahankan kepribadian German Industrial Standard (DIN), ia sempat merasa ragu. Pasalnya, tipografi font untuk body text umumnya harus dapat membuat mata nyaman untuk terus membaca barisan kata secara horizontal.

Namun, font DIN dirancang dengan tingkat keterbacaan tinggi untuk medium atau space terbatas. Setelah melakukan riset dan penyesuaian, Aaron Bell akhirnya berhasil menciptakan font Grandview yang tingkat keterbacaannya masih relatif tinggi, tapi telah dimodifikasi agar nyaman untuk dibaca sebagai body text panjang.

Tenorite – Erin McLaughlin & Wei Huang

Photo Credit: Microsoft

Font Microsoft satu ini bisa dikatakan sebagai versi lebih “ramah” dari Sans Serif. Penggunaan tanda titik (dots) yang cukup besar hingga aksen-aksen khusus membuat Tenorite memiliki vibe yang cenderung “terbuka”, tapi tetap lebih tajam jika dibandingkan dengan Calibri yang terkenal akan sudut-sudut bersifat bundar (round corner).

Kedua perancang Tenorite, Erin McLaughlin dan Wei Huang, sadar bahwa nantinya font mereka akan dibaca sebagai teks panjang pada aplikasi seperti Microsoft Word. Karenanya, mereka pun merancang Tenorite dengan spacing yang cukup lebar agar pengguna Microsoft merasa nyaman selama membaca.

Seaford – Tobias Frere-Jones, Nina Stössinger, and Fred Shallcrass

Photo Credit: Microsoft

Mengacu pada tipografi teks Serif gaya lama, Seaford memiliki desain yang begitu familiar dan mengedepankan kenyamanan visual. Bentuknya yang cenderung asimetris dan organik mampu menekankan perbedaan antar huruf, sehingga nantinya menghasilkan bentuk kata yang lebih mudah dikenali.

Demi menciptakan font Microsoft dengan tipografi yang “nyaman” dan familiar bagi pembaca, para perancangnya bahkan mengambil inspirasi dari gambar kursi tua. Inspirasi ini mereka aplikasikan pada pembuatan desain untuk font berformat italics.

Jika Anda perhatikan, banyak font yang membuat format italics dengan tampilan visual cenderung lebih lembut atau agak mengabur. Namun, Seaford justru tetap membuat font berformat italics dengan visual cukup tajam—mirip seperti sandaran kursi tua yang kokoh.

Bierstadt – Steve Matteson

Photo Credit: Microsoft

Bierstadt merupakan font yang desainnya terinspirasi dari tipografi Swiss pada pertengahan abad ke-20. Kesederhanaan dan rasionalitas menjadi dua hal utama yang coba diusung oleh Bierstadt agar dapat menghasilkan bentuk font yang mudah dibaca.

Dalam perancangannya, Steve Matteson ingin membuat font yang terlihat kontras dari Arial. Pada setiap huruf, ujung terminal atau sambungannya mengalami pemotongan hingga 90 derajat,  sehingga dihasilkan font yang tampak modern dan cenderung clean-cut. Penyesuaian ini paling terlihat pada huruf-huruf melengkung seperti “a” dan “r”. 

 

Tidak semua font tersebut akan menjadi font default yang menggantikan Calibri pada Microsoft. Rencananya, penggantian font Microsoft ini akan mulai dilakukan pada 2022 nanti. Namun, tenang saja, keempat font yang tidak terpilih sebagai default masih akan bisa Anda gunakan melalui menu font di Microsoft Office.

Sambil menunggu, mari upgrade Microsoft 365 Anda ke versi premium! Ada begitu banyak layanan tambahan yang dapat Anda terima, mulai dari penyimpanan cloud 1 TB, Office Online, hingga layanan telepon 24/7 dari Microsoft.

Klik di sini untuk mengetahui berbagai perbedaan edisi Microsoft 365 for Business atau langsung hubungi EIKON Technology selaku partner resmi Microsoft di Indonesia!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments