Do’s dan Don’ts yang Harus Diketahui CSP Sebelum Menerapkan Cloud-Native

Seiring dengan perkembangan teknologi, CSP (communication service providers) atau penyedia layanan komunikasi terus mengoptimalkan jaringan 5G. Situasi tersebut sangat memungkinkan terjadinya adopsi pendekatan cloud-native.  

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan perusahaan riset IT Gartner, dengan situasi seperti sekarang, di tahun 2025 nanti platform cloud-native akan menjadi fondasi bagi 95% inovasi digital baru. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan setidaknya 40% dibandingkan tahun 2021.

Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi pendekatan cloud-native pada jaringan, sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mendapatkan pandangan dari mereka yang sudah terjun lebih dulu. Berikut adalah beberapa saran yang sebaiknya dilakukan CSP sebelum menerapkan cloud-native pada jaringan 5G mereka.

 Do: Manfaatkan pendekatan cloud-native untuk menyederhanakan jaringan

Saat pertama kali diperkenalkan, jaringan 5G menawarkan pertambahan nilai bagi CSP. Meski begitu, pertama-tama sebaiknya Anda harus memikirkan penyederhanaan jaringan tersebut.

Semakin canggih teknologi jaringan, maka semakin kompleks pula sistemnya. Belum lagi, meski saat ini jaringan sudah ada pada level 5G, sifat gelombang masih terpengaruh jaringan tetap.

Adopsi pendekatan cloud-native dapat membantu CSP untuk memutus siklus tersebut sekaligus menyederhanakan jaringan telekomunikasi, mulai dari bagaimana jaringan dibangun hingga bagaimana mereka dioperasikan.

Don’t: Tidak mengembangkan proses operasional lama pada cloud

Ada perbedaan yang signifikan antara migrasi ke cloud dengan mengadopsi pendekatan cloud-native. Saat Anda melakukan migrasi sistem dan aplikasi ke cloud, akan ada kecenderungan untuk membawa proses operasional lama dalam proses tersebut.

Di sisi lain, pendekatan cloud-native akan mendorong Anda untuk memikirkan kembali bagaimana suatu aplikasi dibangun dan sebisa mungkin memisahkannya dari operasi lama, terutama yang menghambat kecepatan inovasi.

Selain itu, pendekatan cloud-native  biasanya digabungkan dengan metode pengiriman yang gesit, yakni DevOps. Dengan begitu, Anda bisa menggunakan rekayasa keandalan untuk mengoperasikan data dan API terbuka.

Baca juga: Meningkatkan Kecepatan Dan Keamanan Cloud Deployment Anda

Do: Pahami bahwa operator akan terus memiliki dan mengontrol jaringan

Saat mempertimbangkan pendekatan cloud-native pada jaringan, pertanyaan mengenai keamanan, privasi, dan kontrol akan selalu muncul.

Pertama-tama, Anda perlu ingat bahwa operator sebagai pemilik jaringan akan terus mengelola dan mengontrol jaringan mereka, termasuk data yang berjalan di dalamnya. Kedua, Google Cloud sebagai penyedia cloud-native menjadikan keamanan user sebagai prioritas utama. Sebagai bukti, Google menerapkan prinsip kepercayaan yang mengatur pendekatan terhadap keamanan.

Terakhir, jika bekerja sama dengan Google Cloud, CSP bisa memanfaatkan infrastruktur dan investasi secure-by-design yang dirancang Google.

Do: Susun skala pada platform data Anda

Photo Credit: Rawpixel

Pada poin sebelumnya telah dibahas mengenai kontrol. Untuk menjaga keamanan kontrol jaringan maka CSP haru memiliki tata kelola data yang penting. Selain konsolidasi dan normalisasi data, Anda juga harus menetapkan standar kualitas data, kepemilikan data, manajemen siklus hidup, interoperability, dan pertukaran data. Dengan begitu, Anda bisa benar-benar fokus dalam memberikan nilai bisnis melalui 5G, IoT, bahkan penggunaan optimalisasi jaringan yang didorong oleh data dan analitik.

Sebagai contoh adalah penggunaan data dan otomatisasi untuk membantu mendeteksi anomali pada jaringan. Jika Anda memilki skala pada platform data maka tahap tersebut bisa dilihat sebagai bagian pertama dari jaringan otonom untuk kemudian dilanjutkan dengan analisis penyebab.

Don’t: Terbiasa merancang infrastruktur terpisah untuk workload tervirtualisasi dan terkemas

Photo Credit: Rawpixel

Meski saat ini ada banyak vendor perangkat lunak yang sedang dalam proses migrasi menuju workload terkemas cloud-native, workload tervirtualisasi akan tetap ada selama beberapa waktu.

Di waktu yang sama, status quo penerapan infrastruktur terpisah untuk workload yang tervirtualisasi dan terkemas akan memunculkan kompleksitas yang tidak perlu, membatasi skala, dan menciptakan silo yang tidak bisa dikelola dan tidak berkelanjutan.

Solusinya adalah memiliki satu set infrastruktur terkelola dengan Kubernetes yang berjalan di atas serta kemampuan untuk menempatkan sekaligus mengatur CNF, VNF, dan bahkan aplikasi edge dengan mulus. Google Distributed Cloud dibangun dengan kemampuan yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya koeksistensi antara CNF dan VM sehingga silo infrastruktur tidak akan muncul kembali.

Baca juga: 5 Cara Manfaatkan Google Cloud untuk Mudahkan Integrasi Post-Merger

Dari sini bisa disimpulkan bahwa CSP memerlukan pendekatan yang lebih modern untuk membangun, mengoperasikan, dan memelihara jaringan. Google Cloud melalui layanan cloud-native bisa menjadi solusi yang efektif untuk permasalahan tersebut.

Jika perusahaan Anda menghadapi permasalahan yang sama, Google Cloud layak untuk dipertimbangkan. Terlebih jika Anda menggunakan paket Cloud yang memang dikhususkan untuk memenuhi keperluan perusahaan. Paket Google Cloud tersebut bisa Anda dapatkan secara resmi melalui EIKON Technology, official reseller untuk produk –produk Google. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments