Cloud Spanner merupakan sebuah database untuk level perusahaan yang menawarkan skalabilitas tak terbatas dengan tingkat ketersediaan hingga mencapai 99,999%. Database ini juga tidak memerlukan jendela pemeliharaan dan menerapkan antarmuka PostgreSQL yang familier. Secara garis besar, Cloud Spanner menggabungkan manfaat dari database relasional dengan skalabilitas yang tak tertandingi dan ketersediaan non-relasional.
Dengan beragam kegunaan tersebut tidak mengherankan jika pengguna Cloud Spanner sering salah berasumsi. Artikel kali ini akan membahas beberapa “kesalahpahaman” umum terkait Cloud Spanner yang sering ditemukan. Mari simak bersama.
Spanner hanya bisa digunakan untuk workload skala besar
Cloud Spanner memang dikenal memiliki skalabilitas tak terbatas. Kapabilitas tersebut kemudian menimbulkan asumsi bahwa database tersebut hanya bisa digunakan untuk proyek dengan workload skala besar. Namun benarkah demikian?
Ada banyak sekali perusahaan besar yang menggunakan Cloud Spanner. Salah satu contohnya, Uber. Dengan layanan yang begitu luas, jelas workload Uber pun besar sehingga tidak mengherankan jika menggunakan Spanner.
Meski begitu, pada kenyataannya ada beberapa perusahaan dengan skala lebih kecil yang menggunakan Spanner seperti Google Password Manager. Tool tersebut memang tidak memiliki workload besar, namun tetap memerlukan Spanner karena para pengguna jelas tidak bisa menoleransi downtime saat mereka harus menggunakan password.
Spanner terlalu mahal
Photo Credit: Piqsels
Saat Anda mempertimbangkan biaya database, perhatikanlah TCO (Total Cost of Ownership) dan nilai yang ditawarkannya alih-alih hanya melihat harga mentah. Spanner memberikan nilai yang signifikan kepada pelanggan dari perhitungan tersebut serta hal-hal penting lainnya seperti ketersediaan, performa harga, dan pengurangan biaya operasional.
Dengan Spanner, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan masalah keamanan, ketersediaan, dan keandalan data lagi. Terlebih kini sudah ada penawaran Granular Instance Sizing yang memungkinkan Anda untuk bisa memulai layanan hanya dengan US$65/bulan,
Baca juga: Lebih Jauh Mengenai Autoscaling pada Bigtable dan Analisis Penghematan Biayanya
Saat menggunakan Spanner Anda harus memilih antara skala, konsistensi, dan latensi
Hal ini sebenarnya bergantung pada masing-masing kasus penggunaan dan konfigurasi instance. Jadi, pengguna bisa menggunakan Spanner tanpa harus memilih salah satu di antara skala,, konsistensi, dan latensi.
Untuk memberikan konsistensi data yang kuat, Cloud Spanner menggunakan skema replikasi sinkron berbasis Paxos. Sedangkan agar latensi rendah, multi-wilayah Spanner dirancang dengan cermat dalam konfigurasi geografis yang memastikan bahwa replika dapat berkomunikasi dengan cukup cepat.
Antarmuka Spanner sulit dipahami
Spanner menawarkan fleksibilitas untuk berinteraksi dengan database melalui SQL berdasarkan standar ANSI 2011 serta melalui antarmuka REST atau gRPC API. Baru-baru ini, Cloud Spanner juga memperkenalkan antarmuka PostgreSQL.
Antarmuka PostgreSQL menyediakan subset yang kaya dari dialek SQL PostgreSQL open-source, termasuk sintaks query umum, fungsi, dan operator. Ini mendukung kumpulan inti tipe data PostgreSQL open-source, sintaks DDL, dan tampilan skema informasi.
Satu-satunya cara untuk mencapai observabilitas data adalah dengan Spanner Console
Photo Credit: Piqsels
Client library Spanner saat ini sudah mendukung Pelacakan dan Metrik dari OpenCensus. Kapabilitas ini memberikan wawasan mengenai kondisi internal klien dan membantu Anda untuk melakukan debug pada masalah produksi. Misalnya, pelacakan dan metrik dari sisi klien menyertakan informasi terkait sesi dan juga transaksi.
Spanner juga mendukung penerima OpenTelemetery, yang menyediakan cara mudah bagi Anda untuk memproses dan memvisualisasikan metrik dari tabel Sistem Cloud Spanner dan mengekspornya ke APM (Application Monitoring) pilihan Anda. Hal tersebut juga mencakup kombinasi open-source dari database deret waktu seperti Prometheus yang digabungkan dengan dashboard Grafana. Bisa juga berupa penawaran komersial seperti Splunk, Dynatrace, AppDyamics, hingga NewRelic.
Baca juga: Register Domain Lebih Mudah dengan GA Cloud Domain
Cloud Spanner merupakan sebuah database dengan skalabilitas raksasa yang dibangun dalam jaringan Google Cloud. Database ini menawarkan tingkat latensi rendah, keamanan tinggi, dan ketangguhan layanan untuk penggunanya yang tersebar di seluruh dunia.
Sebelum menggunakan Cloud Spanner, ada baiknya Anda juga menerapkan komputasi awan Google Cloud untuk kinerja yang optimal. Ingin sistem penyimpanan data yang lebih baik lagi? Pilih paket solusi Cloud yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda. Dapatkan segera hanya di EIKON Technology, reseller resmi Google untuk Indonesia. Untuk konsultasi dengan tim EIKON Technology, silakan klik di sini!