Model Deployment Google Cloud untuk Cloud Spanner Emulator

Mengatur sebuah pemrograman dalam sebuah perusahaan maupun bisnis besar haruslah dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Salah satunya adalah ketika menggunakan aplikasi pendukung agar data tetap aman dan bisa didistribusikan dengan baik.

Untuk hal itu, Anda bisa mencoba Cloud Spanner Emulator. Platform ini diluncurkan pada tahun 2017 lalu. Peruntukannya memang ditujukan pada industri berskala besar. Mulai dari pengaturan aplikasi untuk ritel, sosial media perusahaan, dan juga bagi industri gaming. Pada platform ini juga memiliki beberapa model deployment Google Cloud. Apa sajakah? Berikut beberapa di antaranya.

Model Deployment Google Cloud Emulator Lokal

Source: Unsplash.com

Model pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan emulator lokal. Adapun yang termasuk dalam emulator lokal di sini antara lain adalah Docker Image, Gcloud Commands, Linux Binaries, dan Bazel. Untuk biaya deployment menggunakan emulator ini memang gratis untuk beberapa kasus tertentu.

Beberapa emulator lokal tersebut dapat digunakan pada kasu-kasus tertentu saja. Misalnya saja untuk melakukan uji coba pada saat pengembangan penyimpanan data dan sebagainya. Cara seperti ini dilakukan karena memang lebih mudah dan cepat.

Hanya saja, jika pengguna menggunakan mode deployment ini ada kemungkinan mengenai konfigurasi, data, dan aset lainnya akan hilang selama proses restart emulator tersebut. Jadi, ada baiknya Anda pertimbangkan dengan baik sebelum memilihnya.

Model Deployment Google Cloud pada Remote GCE

Source: Gasworld

Selanjutnya, mode untuk deployment Google Cloud bisa menggunakan emulator pada Remote GCE. Beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah deployment manual atau Gcloud deployment. Atau cara lainnya adalah melalui fitur Terraform. Setidaknya, bila menggunakan mode ini ada beberapa keuntungan dan hal lainnya seperti:

  • Mode ini memang tersedia gratis untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para pengguna Cloud Spanner, terutama untuk mengelola tim Anda.
  • Meskipun konfigurasi, skema, dan data bisa hilang saat restart, di sisi lain memungkinkan bagi para developer untuk memecahkan masalah yang ada secara kolaboratif.
  • Penggunaan Terraform untuk proses deployment pada mode ini memang disarankan. Hal ini karena untuk mempermudah alur pengaturan menjadi lebih baik.

Model Deployment Google Cloud pada Cloud Run

Source: GCN.com

Terakhir, untuk mode deployment Google Cloud bisa melalui Cloud Run. Sebagian orang menilai jika mode yang ketiga ini menjadi pilihan yang tepat. Terutama bagi Anda yang ingin menggunakan REST maupun gRPC. Cloud Run ini dibangun atas gRPC ini. Jadi, apabila aplikasi yang Anda pakai menggunakan library dari RPC API, maka emulator bisa digunakan dalam menerima koneksi pada port 9010.

Di sisi lain, bila Anda ingin menggunakan interface REST, maka dapat melakukan konfigurasi Cloud Run untuk mengirimkan request ke port 9020. Mengenai masalah biaya yang dikeluarkan, memang ini berbeda dari mode deployment pertama. Untuk mode ini memang berbayar dan harganya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Kesimpulan

Source: Grand Canyon University

Dari ulasan di atas, kita bisa mengetahui jika mode deployment Google Cloud memang beragam. Anda bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan dan bisnis. Maka dari itu, diperlukan perhitungan dan juga pertimbangan yang matang bagi Anda maupun tim developer untuk memilih mana yang terbaik. Di samping itu, Anda pun dapat menggandeng vendor penyedia layanan Google Cloud yang terpercaya seperti EIKON Technology.

Tujuannya adalah, selain mempermudah proses deployment juga akan memberikan kenyamanan. Terutama dalam hal jaminan keamanan data penting dan krusial milik perusahaan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan Google Cloud yang kami tawarkan, Anda bisa klik di sini.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments