Memahami Cara Kerja Cloud Load Balancing di Lingkungan Hybrid dan Multicloud

Aplikasi yang beredar saat ini sering kali dirakit di lingkungan terdistribusi, termasuk integrasi layanan di lingkungan multi-cloud, multi-SaaS, dan lokal. Meskipun pendekatan ini memiliki keuntungan yang memungkinkan Anda memilih layanan terbaik yang tersedia untuk mendukung aplikasi, namun penyampaian layanannya di lingkungan heterogen cenderung rumit. Untuk mengatasinya, Cloud Load Balancing mendukung strategi cloud terbuka, yang meliputi:

  • Mendukung kebijakan manajemen traffic universal di lingkungan yang heterogen dengan memanfaatkan open-source dan open-standards.
  • Mengaktifkan global front-end sehingga aplikasi dapat memanfaatkan serangkaian kebijakan umum dan postur keamanan.
  • Menyediakan alat yang memberikan kinerja dan keandalan optimal.

Manajemen lalu lintas universal dengan open-source dan open-standards

Cloud Load Balancing menciptakan kebijakan traffic yang homogen di seluruh lingkungan heterogen yang terdistribusi dengan mendukung manajemen traffic berbasis standar dalam solusi yang terkelola sepenuhnya, memungkinkan open-source Envoy Proxy sidecars untuk digunakan di lingkungan multi-cloud, menggunakan traffic yang sama sebagai Cloud Load Balancer.

Saat perusahaan mulai memodernisasi layanan dan memfaktorkan ulang aplikasi monolitik, mereka memerlukan solusi yang dapat menyediakan manajemen traffic konsisten di seluruh sistem terdistribusi dalam skala besar. Envoy adalah proksi open-source berkinerja tinggi yang berjalan bersama aplikasi untuk memberikan kemampuan jaringan platform-agnostic umum, termasuk:

  • Algoritma load balancing baru, (seperti round robin, ring hash, least conns);
  • Pembagian traffic berbobot;
  • Fault injection;
  • Request mirroring;
  • Cross-origin resource sharing (CORS).

Baca juga: Langkah Chrome untuk Memastikan Keamanan Data Anda

Hybrid Load Balancing di multi-cloud dan private cloud

Photo Credit: Google Cloud Blog

Selama bertahun-tahun Google telah menerapkan Load Balancers di 173+ lokasi Edge Pop, menghadirkan aplikasi pelanggan dalam skala besar di infrastruktur Google. Kini Google Cloud memperkenalkan Hybrid Load Balancing yang memperluas kemampuan Load Balancing di luar jaringan Google ke cloud pribadi dan solusi multi-cloud lokal. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk memigrasikan aplikasi ke cloud secara iteratif atau membuat aplikasi hybrid dari layanan yang berjalan di lingkungan heterogen.

Mendukung penyampaian aplikasi modern dengan HTTP3/QUIC

Cloud Load Balancing adalah solusi load balancing terdistribusi penuh yang menyeimbangkan traffic pengguna (HTTP(s), HTTPS/2, HTTPS/3 dengan gRPC, TCP/SSL, UDP, dan QUIC) ke beberapa backend untuk menghindari kemacetan, mengurangi latensi, meningkatkan keamanan, dan mengurangi biaya. Solusi ini dibangun di atas infrastruktur frontend-serving Google, mendukung jutaan kueri per detik dengan kinerja tinggi yang konsisten dan latensi rendah.

Baca juga: Memahami Jaringan Dasar Google Kubernetes Engine

Untuk melayani traffic dalam jumlah besar, Google membangun load balancing pertama, Maglev, yang telah melayani sejak 2008. Guna mengakomodasi lalu lintas yang terus meningkat, Maglev secara khusus dioptimalkan untuk Linux Kernel Offload. Maglev juga dilengkapi dengan fitur hashing dan pelacakan koneksi yang konsisten, meminimalkan dampak negatif dari kesalahan tak terduga pada protokol berorientasi koneksi.

Photo Credit: Google Cloud Blog

Pengaktif utama lainnya untuk mendukung skala global ini adalah Cloud Load Balancer yang dibangun di atas QUIC (RFC9000), sebuah protokol yang dikembangkan dari gQUIC. HTTP/3 didukung antara Load Balancer HTTP(S) Eksternal, Cloud CDN, dan end client. Setelah diaktifkan, pelanggan biasanya melihat peningkatan dramatis dalam performa dan hasil.

Photo Credit: Google Cloud Blog

Jika layanan Anda peka terhadap latensi, QUIC akan membuatnya lebih cepat karena membangun koneksi yang lebih sederhana. Saat web client menggunakan TCP dan TLS, diperlukan dua hingga tiga perjalanan bolak-balik dengan server untuk membuat sambungan aman sebelum browser dapat mengirim permintaan. Dengan QUIC, jika klien telah terhubung dengan server tertentu sebelumnya, ia dapat mulai mengirimkan data tanpa bolak-balik, sehingga halaman web Anda akan lebih cepat termuat. QUIC memiliki keunggulan dibandingkan TCP lama sebagai berikut:

Photo Credit: Google Cloud Blog

Sejak 2008, Google telah menjadi pionir dalam jaringan software-defined, mendukung aplikasi yang berjalan dalam skala besar. Google Cloud Load Balancers mendukung HTTP3 dan QUIC sebagai protokol transportasi web generasi berikutnya, yang secara signifikan meningkatkan latensi lalu lintas pelanggan. Google Load Balancers juga telah memasukkan Envoy proxy sebagai teknologi dasar, yang memberikan manajemen traffic lanjutan yang kompatibel dengan ekosistem open-source Envoy proxy.

Baca juga: Migrasi Cloud dengan Cerdas Menggunakan Google Cloud Migration Center

Dapatkan solusi Google Cloud untuk mendukung pengembangan aplikasi Anda melalui EIKON Technology, authorized reseller resmi yang dipilih langsung oleh Google untuk melakukan distribusi di Indonesia. Untuk mulai berlangganan, hubungi kami di sini.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments